Oleh : Wawan Dinawan
Dari Amiril Mu’mimin, Abi Hafsh Ummar Bin Khaththab ra. telah berkata : aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : “sesungguhnya setiap amal perbuatan bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Maka siapa yang hijrah menuju Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu kearah Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya itu karena dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya iu kearah yang ia tuju (HR. Bukhori dan Muslim)
Peristiwa hijrah adalah tolak balik perjalanan islam. Hijrah adalah titik tolak kebangkitan gerakan islam. Hijrah bukan hanya berpindah secara fisik melainkan juga secara hati, pikiran, dan perasaan. Ibnul Qoyyim Rahimahullah berkata : Hijrah mengandung pengertian : dari (sesuatu) kepada (sesuatu), artinya memiliki titik tolak dan tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu seseorang harus berhijrah dengan hatinya dari mencintai selain Allah kepada mencintai-Nya; dari menyembah kepada selain Allah kepada menyembah-Nya; dari takut, tawakal, dan berharap kepada selain Allah kepada menuju takut, tawakal, dan berharap kepada-Nya; dari meminta, memohon, tunduk dan merendah dihadapan selain Allah kepada meminta, memohon dan tunduk kepada-Nya. Inilah yang disebut dengan alfirar ilallah ‘berlalri menuju Allah’.
Pada alinea berikutnya, al-Alamah langsung menggunkan bahasan atuhid sebagai sambungan atas makna hijrah. Kembali kepada tauhid adalah hijrah pertama, sebagaimana disebutkan pada paragraf terdepan. Mengesakan Allah dan meninggalkan kecuntaan, penghambaan, dan ketundukan kepada selain Allah adalah sebenar-benarnya hijrah kepada Allah. Kita harus kembali kepada ajaran islam yang murni yaitu tauhid. Tauhid rububiyyah, tauhid ubudiyyah, tauhid asma wasshifat adalah tauhid yang harus kita yakini secara bersamaan tanpa parsialisasi.
Tauhid rububiyyah adalah tauhid yang mengatakan bahwa Allah adalah robb, tuhan, pencipta. Kita meyakini bahwa hanya Allahlah sepncipta dan pemilik alam semesta yang kita singgahi ini. Hijrah kepada tauhid ini sangat mudah, karena sesungguhnya semua manusia mengakui eksistensi Allah swt..
Hijrah kepada tauhid uluhiyyah atau ubudiyyah memang sulit dilakukan, terutama pada masa sekarang ini. Karena tauhid ubudiyyah adalah mengesakan Allah dalam hal beribadah, baik ibadah yang dianjurkan maupun ibadah sosial. Niat-niat kita selalu berubah, kadang keapda Allah saja, kadang kepada harta benda, kadang kepada wanita yang dicintyainya, atau kadang kepada calon mertua. Maka hijrah kepada tauhid ubudiyyah adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan. Mengembalikan sesuatu kepada niat hanya kepada Allah sebagai sebuah syarat diterimanya amal. Semoga kita bisa melaksanakannya.
Tauhid asma wasshifat adalah tauhid dengan nama dan sifat Allah dan membiarkan nama dan sifat tersebut atas apa yang Allah kehendaki, tanpa menakwilkan dan mencari-cari terjemahan atas nama dan sifat tersebut kecuali jika Allah tlah menjelaskan arti dari nama dan sifat tersebut.
Sedangkan hijrah kepada rasul pada intinya adalah penyerahan jiwa sepenuhnya pada setiap masalah keimanan, bisikan hati, atau hukum terhadap berbagai kasus kepada sumber petunjuk dan sumber cahaya yang tercermin dalam setiap kata yangkeluar dari mulut Rasulullah saw. Yang benar dan terpercaya, yang dilukiskan oleh al-Quran sebagai berikut,
“dan tiadalah yang diucapkan itu (Al=Quran) menurut hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” QS. Annajm : 3-4
Mengikuti petunjuk rasul, mengamalkan sunnahnya, ittiba’ kepadanya, serta menjadikan apa yang beliau lakukan sebagai contoh yang nyata dalam kehidupan kita. Setiap masalah pasti ada jawabannya. Jawaban tersebut sudah diberikan oleh sang teladan hidup, muhammad saw. Inilah hikmah bahwa nabi muhammad adalah seorang manusia biasa, yang bisa tanggal giginya ketika ditimpa batu pada saat perang uhud. Sehingga kita bisa mengikutinya tanpa alasan. Teoh, antara nabi muhammad saw. dan kita sama sama manusia.
Hijrah kepada rasul juga merupakan bentuk cinta kepada rasul. Dan menjadikan beliau sebagai teladan dan idola hidup yang sebenarnya, bukan hanya tulisan dalam CV dan pendaftaran-pendaftaran organisasi. Mencintainya dengan shalawat keapdanay dan mencontoh dan berhukum kepada yang dibawanya, kerana hukum yang dibawanya adalah hukum dari sang pembuat hukum, Allah swt..
Hijrah akan menjadi kuat atau lemah bergantung pada tingkat kekuatan motivasi untuk berhirah. Bila otivasi berhirah besar, hijrah akan terasa kuat dan sempurna, begitu pula sebaliknya.
Jangan jadikan hijrah kepada negiri muslim dari negeri kafir sebagai hijrh yang utama dan membahsanya secara panjang lebar. Karena hijrah tersebut hanya hijrah temporer yang mungkin tidak akan kita alami seumur hidup. Adapun hijrah abadi yang merupakan kewajiban selama hayat diakndung badan, tidak mendapatkan perhatian. Apakah hijrah abadi itu? Hijrah kkepada Allah dan rasul-Nya.
Referensi : Bekal Hijrah Menuju Allah, ibnul Qoyyim Al-jauziyyah, gema Insani Press